I. PENDAHULUAN
Penyimpanan/pengelolaan alat dan bahan laboratorium
merupakan bagian dari manajemen laboratorium. Manajemen Laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha untuk
mengelola laboratorium berdasar konsep manajemen baku. Bagaimana suatu laboratorium dapat
dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang sangat
berkaitan satu dengan lainnya. Beberapa peralatan laboratorium yang canggih
dengan staf profesional yang terampil, belum tentu dapat beroperasi dengan baik
, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena
itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tak dapat dipisahkan dari
kegiatan laboratorium sehari-hari.
II.
MANAJEMEN / PENGELOLAAN LABORATORIUM
Untuk mengelola laboratorium dengan baik kita harus
mengenal perangkat-perangkat manajemen apa yang harus dikelola. Perangkat-perangkat laboratorium
yang dimaksud tersebut antara lain adalah :
1.
Tata
ruang
2.
Alat
yang baik dan terkalibrasi
3.
Infrastruktur
4.
Administrasi
laboratorium
5.
Organisasi
laboratorium
6.
Fasilitas
pendanaan
7.
Inventarisasi
dan keamanan
8.
Pengamanan
laboratorium
9.
Disiplin
yang tinggi
10. Ketrampilan SDM
11. Peraturan Dasar
12. Penanganan masalah umum
13. Jenis-jenis pekerjaan
Semua perangkat-perangkat
ini jika dikelola secara optimal, akan mendukung terwujudnya penerapan
manajemen laboratorium yang baik. Dengan demikian manajemen laboratorium dapat
dipahami sebagai suatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan terarah, sejak
dari perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua perangkat penunjang
lainnya, dengan sebagai pusat aktivitas adalah tata ruang.
III.
RINCIAN KEGIATAN MASING-MASING PERANGKAT
1.
Tata Ruang ( Lab lay out )
Untuk tata ruang, sebaiknya ditata sedemikian rupa
sehingga laboratorium dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang yang sempurna,
sejak dimulai perencanaan gedung pada waktu dibangun. Tata ruang yang baik
(kondisi ideal) sebuah laboratorium harus mempunyai :
a.
Pintu
masuk (in)
b.
Pintu
keluar (out)
c. Pintu darurat (emergency-exit)
d. Ruang persiapan (preparation room)
e. Ruang peralatan (equipment-room)
f. Ruang penangas (fume-hood)
g.
Ruang
penyimpanan / gudang (storage-room)
h. Ruang staf (Staff-room)
i.
Ruang
teknisi/laboran
j.
Ruang
bekerja (activity-room)
k.
Ruang
istirahat / ibadah
l.
Ruang
prasarana kebersihan
m. Ruang peralatan keselamatan kerja
n. Lemari praktikan (locker)
o.
Lemari
gelas (glass-room)
p. Lemari alat-alat optik (opticals-room)
q.
Pintu
jendela berkassa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk
r.
Fan
/ kipas angin
s.
Ruang
AC untuk alat-alat tertentu yang memerlukan persyaratan tertentu.
2.
Alat yang baik dan terkalibrasi
Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan
kewajiban bagi setiap petugas laboratorium untuk mengetahuinya, terutama mereka
yang akan mengoperasikan peralatan tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan
itu harus benar-benar dalam kondisi :
a. Siap pakai (ready for use)
b.
Bersih
c.
Terkalibrasi
d.
Tidak
rusak
e.
Beroperasi
dengan baik
Peralatan
yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian (manual-operation). Hal ini untuk mengantisipasi
bila terjadi kerusakan, buku manual tersebut dapat dimanfaatkan oleh
teknisi/laboran untuk seperlunya.
Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa berada di tempat, karena setiap
kali peralatan dioperasikan kemungkinan alat tidak dapat beroperasi dengan baik
dapat saja terjadi.
Beberapa
peralatan laboratorium yang dimiliki kiranya dapat disusun secara teratur pada
suatu tempat tertentu, berupa rak atau pada meja yang disediakan. Peralatan
berfungsi untuk melakukan suatu kegiatan pekerjaan, percobaan atau demonstrasi
tertentu yang menghendaki adanya bantuan peralatan. Untuk itu peralatan
laboratorium harus berada dalam kondisi yang baik. Alat-alat ini disusun secara
teratur, sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Peralatan
laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya. Setelah
selesai digunakan harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti semula.
Semua alat-alat ini sebaiknya diberi penutup (cover), misal plastik transparan, terutama terutama alat-alat yang
memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak berpenutup akan cepat berdebu, kotor
dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.
a.
Untuk alat-alat gelas (Glassware)
Alat-alat gelas harus dalam keadaan bersih, apalagi
peralatan gelas yang sering dipakai. Untuk alat-alat gelas yang memerlukan
sterilisasi, sebaiknya disterilisasi sebelum dipakai. Semua alat-alat gelas ini
seharusnya ditempatkan pada lemari khusus.
b.
Untuk bahan-bahan kimia
Untuk bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis,
sebaiknya ditempatkan pada kamar/ruang fume
(untuk mengeluarkan gas-gas yang mungkin timbul). Demikian juga untuk bahan-bahan yang mudah menguap.
Ruangan fume perlu dilengkapi fan,
agar udara/uap yang ada dapat terpompa keluar. Bahan kimia yang ditempatkan
dalam botol berwarna coklat atau gelap tidak boleh langsung terkena sinar
matahari, sebaiknya ditempatkan pada lemari khusus.
c.
Alat-alat mikroskop
Alat-alat mikroskop dan alat-alat optik lainnya
seharusnya disimpan pada tempat yang kering dan tidak lembab. Kelembaban yang
tinggi akan menyebabkan lensa-lensa berjamur, jika jamur ini banyak, maka
mikroskop akan rusak dan tidak dapat dipakai sama sekali. Sebagai tindakan
pencegahan, mikroskop selalu ditempatkan dalam kotaknya, yang biasanya
dilengkapi dengan silica-gel dan sebelum disimpan dicek kembali kebersihannya.
Mikroskop ini seharusnya ditempatkan di dalam lemari-lemari khusus yang
dikendalikan kelembabannya. Untuk lemari biasanya diberi lampu pijar 10-15
watt, agar ruang ini tetap selalu panas / kering dan akan mengurangi kelembaban
udara (dehumidifier-air). Alat optik
lainnya seperti lensa pembesar (loupe),
alat kamera optik, kamera digital, microphoto-camera,
juga ditempatkan pada lemari khusus yang tidak lembab .
3. Infrastruktur Laboratorium
Infrastruktur ini meliputi :
a. Laboratory assesment
Mencakup tentang lokasi laboratorium, konstruksi
laboratorium dan fasilitas lain, termasuk pintu utama, pintu emergency, jenis meja/pelataran, jenis
atap, jenis dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar
penangas, jenis pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat
penyimpanan, jenis-jenis lemari bahan kimia, alat optik, timbangan, instrumen
yang lain, kondisi laboratorium, dan sebagainya.
b. Fasilitas
Umum (General services)
Mencakup tentang kebutuhan listrik, stabilitas tegangan,
sumber listrik, distribusi arus, jenis panel listrik, jenis sokets, sumber air
dan pendistribusiannya cukup atau tidak, jenis kran, jenis bak pembuangan air,
apakah tekanan air cukup atau tidak, instalasi air, instalasi listrik, keadaan
toilet/kamar kecil, jenis kamar/ruang persiapan dan kamar khusus lainnya misal
perbaikan/bengkel, penyediaan tenaga teknisi, penyediaan dana, dan sebagainya.
4.
Administrasi Laboratorium
Administrasi laboratorium
meliputi segala kegiatan administrasi yang ada di laboratorium, yang antara
lain terdiri atas :
a.
Inventarisasi
peralatan laboratorium yang ada
b.
Daftar
kebutuhan alat baru, atau alat tambahan, alat-alat yang rusak, dan atau
alat-alat yang dipinjam/dikembalikan.
c.
Keluar
masuk surat menyurat
d.
Daftar
pemakaian laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum / percobaan
yang ada.
e.
Daftar
inventarisasi bahan-bahan kimia (chemikalia)
dan non kimia (non chemikalia),
bahan-bahan gelas dan sebagainya.
f.
Daftar penerimaan barang serta daftar pembelian barang.
g.
Daftar inventaris alat –alat mebelair (kursi, meja,
bangku, lemari, dsb).
h.
Sistem
evaluasi dan pelaporan.
Kegiatan administrasi adalah merupakan kegiatan rutin
yang berkesinambungan, karenanya perlu dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik
dan teratur.
5. Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium
Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi
:
a.
semua
kegiatan inventarisasi (Inventory=Inventarisasi),
seperti yang telah disebutkan di atas pada semua peralatan, bahan dan barang-barang
yang ada di laboratorium, secara detail. Inventarisasi ini juga harus memuat
sumbernya (dari mana asal barang tersebut). Misalnya : hibah, droping dari
proyek, dari dana masyarakat lewat komite sekolah, dll.
b.
Keamanan
yang dimaksud di sini adalah apakah peralatan tersebut tetap ada di
laboratorium, atau ada yang meminjamnya.
Apakah ada yang hilang, dicuri, pindah tempat atau rusak / sedang
diperbaiki tetapi tidak dilaporkan keadaan sebenarnya. Perlu diingat bahwa
barang-barang dan semua peralatan laboratorium yang ada adalah milik negara,
jadi tidak boleh ada yang hilang.
Tujuan yang akan dicapai dari inventarisasi dan keamanan
ini adalah :
(1) mencegah kehilangan dan penyalahgunaan
(2) mengurangi biaya-biaya operasional
(3) meningkatkan proses pekerjaan dan
hasilnya
(4) meningkatkan kualitas kerja
(5) mengurangi resiko kehilangan
(6) mencegah pemakaian berlebihan
(7) meningkatkan kerjasama
6. Penggunaan Laboratorium
Prinsip Umum
a.
Tanggung
jawab
Pimpinan pengelola laboratorium, anggota laboratorium
(guru-guru pengguna lab), teknisi dan laboran bertanggung jawab penuh terhadap
segala kecelakaan yang mungkin timbul. Karenanya pimpinan pengelola
laboratorium di Sekolah Menengah dipegang oleh guru yang berpengalaman dan
memiliki keahlian yang sesuai. Demikian juga dengan teknisi dan laboran.
b.
Kerapian
Semua koridor, jalan keluar dan alat pemadam api harus
bebas dari hambatan seperti botol-botol dan kotak-kotak. Lantai harus bersih
dan bebas minyak, air dan material lain yang mungkin menyebabkan lantai licin.
Semua alat-alat dan reagent harus
segera dikembalikan ke tempat semula setelah digunakan.
c.
Kebersihan
masing-masing pekerja di laboratorium.
d.
Perhatian
terhadap tugas masing-masing harus berada pada pekerjaan mereka masing-masing,
jangan mengganggu pekerjaan orang lain. Percobaan yang memerlukan perhatian
penuh tidak boleh ditinggalkan.
e. Pertolongan pertama ( First-Aid)
Semua kecelakaan bagaimanapun ringannya harus segera
ditangani ditempat pertolongan pertama. Bila mata terpercik, harus segera
digenangi air dalam jumlah banyak. Jika tidak bisa segera dibawa ke dokter.
Jadi setiap labotratorium harus memiliki kotak PPPK, dan harus selalu dikontrol
isinya.
f.
Pakaian
Saat bekerja di laboratorium dilarang memakai baju
longgar, kancing terbuka, berlengan panjang, kalung teruntai, anting besar, dan
lain-lain yang mungkin dapat ditangkap oleh mesin, ketika sedang bekerja dengan
mesin-mesin yang bergerak/berputar. Yang
paling penting rambut harus dilindung dari mesin-mesin yang bergerak.
g.
Berlari
di laboratorium
Tidak dibenarkan berlari-lari di laboratorium atau di
koridor, berjalanlah di tengah koridor untuk menghindari bertabrakan dengan
orang dari pintu yang hendak masuk.
h.
Pintu-pintu
Pintu-pintu harus dilengkapi dengan jendela pengintip
untuk mencegah terjadinya kecelakaan (misalnya : kebakaran).
i.
Alat-alat
Alat-alat seharusnya ditempatkan di tengah meja, agar alat-alat tersebut tidak jatuh ke
lantai. Selain itu, peralatan sebaiknya juga ditempatkan dengan sumber listrik,
jika memang peralatan tersebut memerlukan listrik untuk sumber energinya. Demikian
juga untuk alat-alat yang menggunakan air diletakkan di dekat kran air.
Alat-alat yang memerlukan pencahayaan matahari ditempatkan didekat jendela. Alat-alat
yang memerlukan kamar gelap diletakkan di kamar gelap, dll.
Penanganan
alat-alat
a.
Alat-alat
kaca / gelas
Bekerja dengan alat-alat kaca perlu hati-hati sekali. Beakerglass, erlenmeyer, dll sebelum dipanaskan harus benar-benar diteliti
apakah gelas tersebut retak , sumbing, dan sebagainya. Bila terdapat
gejala itu sebaiknya barang-barang seperti itu tidak dipakai lagi.
b.
Mematahkan
pipa kaca/batangan kaca bila hal tersebut hendak dilakukan maka pekerja harus
memakai sarung tangan. Bekas patahan pipa kaca dihaluskan lalu diberi pelumas /
gemuk, baru kemudian dimasukkan ke sumbat gabus, kaca atau pipet.
c.
Mencabut
pipa kaca dari gabus dan sumbat harus dilakukan dengan hati-hati. Bila sukar
mencabutnya, potong dan belah gabus itu. Untuk memperlonggar lebih baik
menggunakan pelubang gabus yang ukurannya telah cocok, kemudian licinkan dengan
meminyakinya dan kemudian putar perlahan-lahan melalui sumbat. Cara ini juga
digunakan untuk memasukkan pipa kaca ke sumbat.
d.
Alat-alat
kaca yang bergerigi atau sumbing, sebaiknya jangan digunakan. Sebelum dibuang
sebaiknya dicuci dulu siapa tahu suatu ketika dapat digunakan untuk keperluan
lain atau masih bisa diperbaiki.
e.
Semua
bejana seperti botol, flask, test tube
dan lain-lain seharusnya diberi label yang jelas. Jika tidak jelas, lakukan
pengetesan isi bejana yang belum diketahui secara pasti dengan hati-hati secara terpisah, kemudian dibuang
melalui cara yang sesuai dengan jenis zat kimia tersebut. Biasakanlah menulis
tanggal, nama orang yang membuat, konsentrasi, nama dan bahayanya dari zat-zat
kimia yang ada di dalam bejana.
f.
Tabung-tabung
gas harus ditangani dengan hati-hati walau penuh ataupun tidak penuh.
Penyimpanan sebaiknya di tempat sejuk dan hindari tempat yang panas. Kran gas
harus selalu tertutup jika tidak dipakai, demikian juga dengan kran pengatur.
Alat-alat yang berhubungan dengan tabung gas harus memakai ”safety use” (sejenis alat pengaman jika
terjadi tekanan yang kuat). Dewasa ini sudah banyak beredar
bergbagai jenis pengaman seperti selang anti bocor dll.
g.
Penggunaan
pipet dengan jalan mengisap dengan mulut sebaiknya dihindari. Gunakan pipet
yang dilengkapi dengan pompa pengisap (pipet
pump).
h.
Di
dalam laboratorium harus tersedia alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan
jenis kebakaran yang mungkin timbul di laboratorium tersebut.
Di bawah ini diberikan bahan-bahan yang dapat menimbulkan
kebakaran beserta klasifikasinya.
Kelas kebakaran
(fire
class)
|
Bahan yang mudah terbakar
(Burning material)
|
Kelas “A”
|
Kertas,
kayu, textil, plastik, bahan-bahan pabrik, atau campuran lainnya.
|
Kelas “B”
|
Larutan yang
mudah terbakar
|
Kelas “C”
|
Gas yang
mudah terbakar
|
Kelas “E”
|
Alat-alat
listrik
|
Bahan-bahan yang lain,
jika terbakar sulit untuk diklasifikasikan , karena berubah dari padat,menjadi
cair atau dari cair menjadi gas pada temperatur yang tinggi. Perlu diingat
bahwa: Nyawa Anda lebih berharga daripada peralatan/bangunan yang ada”. Oleh
karenanya peralatan pemadam kebakaran harus tersedia di laboratorium.
Jenis
Alat Pemadam Kebakaran
Type
|
Kelas Kebakaran
|
Warna Tabung
|
Air
|
A,B,C
|
Merah
|
Busa (foam)
|
A,B
|
Krem
|
Tepung (powder)
|
A,B,C,E
|
Biru
|
Halon (Halogen)
|
A,B,C,E
|
Hijau
|
Karbodioksida
(CO2)
|
A,B,C,E
|
Hitam
|
Pasir
|
A,B
|
-
|
7.
Organisasi Laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur
organisasi, deskripsi pekerjaan, serta
susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab
tertinggi di laboratorium tersebut adalah Ketua Laboratorium. Ketua
Laboratorium bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan dan juga
bertanggung jawab terhadap seluruh peralatan yang ada. Para
anggota laboratorium yang berada di bawah ketua laboratorium juga harus
sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan padanya.
Demikian pula teknisi dsan laboran.
8.
Fasilitas Pendanaan
Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam operasional
laboratorium. Tanpa adanya dana yang cukup, kegiatan laboratorium akan berjalan
tersendat-sendat, bahkan mungkin tidak dapat beroperasi dengan baik. Dana dapat
diperoleh dari :
a. Dana dari pemerintah
b. Dana dari masyarakat
(lewat Komite Sekolah)
c. Bantuan proyek (droping
dari pemerintah)
d. Sumber lain
Jika selama
ini misalkan tidak ada dana yang berasal dari pemerintah (untuk sekolah
negeri), maka pihak sekolah harus berani mendesak kepada Depdiknas agar
disediakan anggaran misal lewat APBD /
APBN untuk keperluan pengembangan laboratorium dan biaya operasional . Unsur pimpinan sekolah hendaknya sedikit
banyak juga mengetahui tentang seluk beluk laboratorium agar dapat mengetahui
apakah alat / bahan / barang yang diusulkan oleh pengelola laboratorium untuk
diadakan apakah memang benar-benar diperlukan dan nantinya akan dipergunakan
atau tidak. Jika alat / bahan / barang yang akan dibeli diadakan lewat proyek,
sebaiknya pengelola lab dalam membuat usulan harus tahu persis spesifikasi dan
harga barang yang akan dibeli, agar dana yang tersedia dapat digunakan seoptimal
mungkin.
9.
Disiplin yang tinggi
Disiplin yang tinggi dari teknisi, laboran dan semua
pengelola laboratorium akan mendukung terwujudnya efisensi kerja yang tinggi.
Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh pola kebiasaan dan perilaku dari
manusianya sendiri. Oleh sebab itu mereka seharusnya dapat menyadari akan
tugas, wewenang dan fungsinya. Sesama
laboran, teknisi, dan guru pengelola lab harus ada kerja sama yang baik,
sehingga setiap keslitan dapat dipecahkan bersama. Yang juga tidak kalh
pentingnya adalah kerjasama pengelola lab dengan unsur pimpinan sekolah yang
menangani sarana dan prasarana sekolah.
10.
Ketrampilan
Ketrampilan para tenaga laboran / teknisi harus selalu
ditingkatkan kualitasnya. Peningkatan ketrampilan mungkin dapat diperoleh melalui
pendidikan tambahan seperti pendidikan ketrampilan khusus, penataran, workshop,
magang dll. Peningkatan ini diharapkan dapat meningkatkan peran aktif mereka di
laboratorium masing-masing. Peningkatan ketrampilan dapat juga dilakukan
melalui bimbingan dari guru pengelola lab yang kompeten.
10.
Peraturan Dasar
Beberapa peraturan dasar untuk menjamin kelancaran
jalannya kegiatan di laboratorium antara lain :
a.
Dilarang
makan/minum di dalam laboratorium
b.
Dilarang
merokok, karena mengandung potensi bahaya seperti :
(1) Kontaminasi melalui tangan
(2) Ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar
(3) Uap / gas beracun akan tersiap melalui
pernafasan
c.
Dilarang
meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi
d.
Dilarang
berlari, terutama bila ada bahaya kebakaran, gempa dan sebagainya. Jadi harus
tetap berjalan saja.
e.
Dilarang
bermain dengan peralatan laboratorium yang belum diketahui cara penggunaannya.
Sebaiknya tanyakan pada orang yang tahu atau pada teknisi.
f.
Diharuskan
selalu menulis label yang lengkap, terutama pada bahan-bahan kimia.
g.
Dilarang
mengisap / menyedot dengan mulut segala bentuk pipet. Semua alat harus
menggunakan bola karet pengisap (pipet-pump).
h.
Diharuskan
memakai baju laboratorium, dan juga sarung tangan terutama saat menuang
bahan-bahan kimia yang berbahaya seperti asam sulfat.
i.
Untuk
peralatan laboratorium yang spesifik yang sudah ada manual dari pabriknya,
dilarang membuat sendiri peraturan penggunaan alat tersebut apalagi bila
bertentangan dengan manual yang telah ada.
10. Penanganan Masalah Umum
a.
Mencampur
zat-zat kimia
Jangan mencampur zat kimia tanpa mengetahui sifat
reaksinya. Jika belum tahu segera tanyakan pada orang yang mengetahuinya.
b.
Zat-zat
baru atau kurang diketahui.
Demi keamanan laboratorium, berkonsultasilah sebelum
menggunakan zat-zat kimia baru atau yang kurang diketahui.
c.
Membuang
mnaterial berbahaya yang harus diketahui resiko yang mungkin terjadi. Pastikan
cara membuangnya tidak menimbulkan bahaya. Demikian juga terhadap air buangan
dari laboratorium
d.
Tumpahan
Tumpahan asam segera diencerkan lenih dulu dengan air dan
netralkan dengan soda abu atau CaCO3, dan untuk basa dengan air
dinetralisir dengan asam encer. Sebelum pengepelan pastikan kain yang digunakan
sudah bebas dari asam atau alkali. Tumpahan berupa minyak harus ditaburi pasir,
baru disapu dan dibuang ditempat sampah.
11.
Jenis Pekerjaan
Berbagai jenis pekerjaan yang ada di laboratorium harus
dibicarakan bersama antara pimpinan laboratorium, anggota dan teknisi serta laboran. Pemahaman atas
jenis pekerjaan di laboratorium bertujuan untuk :
a.
Meningkatkan
efisiensi penggunaan bahan-bahan kimia, air, listrik, gas dan alat-alat lab.
b.
Meningkatkan
efisiensi biaya
c.
Meningkatkan
efisiensi tenaga dan waktu
d.
Mempercepat pelaksanaan pekerjaan
e.
Meningkatkan
kualitas guru anggota pengelola lab
f.
Meningkatkan
kualitas teknisi dan laboran
g.
Guru,
teknisi dan laboran harus bekerja sama dalam satu team work.
IV.
ALAT-ALAT LABORATORIUM FISIKA – FUNGSI DAN PENYIMPANAN
( Lihat lampiran )
V.
KESIMPULAN
Agar semua kegiatan yang dilakukan di laboratorium dapat
berjalan dengan lancar dibutuhkan sistem pengelolaan laboratorium yang baik,
sesuai dengan situasi kondisi setempat. Untuk mencapai hal tersebut beberapa
hal perlu diperhatikan :
1.
Jenis
pekerjaan yang dilakukan
2.
Ketrampilan
SDM
3.
Alat
/peralatan yang beroperasi dengan baik
4.
Keselamatan
kerja
5.
Disiplin
tinggi
6.
Organisasi
laboratorium yang baik
7.
Dana
yang tersedia
Peran pimpinan
laboratorium (ketua lab), unsur pimpinan sekolah sangatlah besar dalam
menerapkan proses manajemen pengelolaan laboratorium.
Bahan
Latihan dan Diskusi
1.
Bagaimanakah
struktur organisasi laboratorium di sekolah Anda ? Apakah sudah ada dan
berjalan dengan baik ?
2.
Bagaimana
job deskripsi yang berlaku untuk masing-masing fungsi ?
3.
Berapa
jumlah personalia yang termasuk di dalam organsasi laboratorium di tempat Anda
, mulai dari pimpinan laboratorium, anggota, teknisi dan laboran atau asisten
(kalau ada) ?
4.
Bagaimana
penerapan sistem monitoring dan evaluasi di laboratorium di sekolah Anda ?
5.
Apa
saja yang menjadi kendala penerapan manajemen laboratorium di tempat Anda ?
6.
Apakah
ada kemungkinan merekrut siswa di kelas yang lebih tinggi untuk menjadi asisten
praktikum bagi adik kelasnya ?
Daftar
Pustaka
Djas, Fachri. 1998 Penataran Pengelolaan laboratorium (Manajemen Laboratorium). Medan Fakultas Kedokteran
USU
Tim Supervisi Ditjen Dikti. 2002. Bahan Ajar Pelatihan Manajemen Laboratorium.
Jakarta :
Proyek Manajemen Pendidikan Tinggi ditjen Dikti
1 komentar:
apakahh ada softfile untuk bahan pustaka'nya??
Djas, Fachri. 1998 Penataran Pengelolaan laboratorium (Manajemen Laboratorium). Medan Fakultas Kedokteran USU
Tim Supervisi Ditjen Dikti. 2002. Bahan Ajar Pelatihan Manajemen Laboratorium. Jakarta : Proyek Manajemen Pendidikan Tinggi ditjen Dikti
saya sedang butuh itu untuk erferensi skripsi saya?
kalau ada minta tlg kirim via email aristamega@gmail.com
terimakasih
Posting Komentar